Semarang, Kudus, Pati, Demak, Tembalang, UNNES, UNDIP, UGM UNS, Solo, Jakarta Bandung Surabaya, Jawa TImur Trenggalek, Bogor, Tangerang Bekasi Depok Malang, Makasar Pontianak Medan Palembang Denpasar Manado Magelang padang Samarinda Pekan Baru Batam Palu Ambon Jayapura Cirebon Banda Aceh Tarakan Sabang Sukabumi Palangka Raya Purwokerto Purwakarta Purworejo Kulon Progo Singkawang Kediri Magetan Banjarmasin Mataram Bukittinggi Bali Sewa Rental Mobil Murah Pick UP harian per jam
MATERI
MATA KULIAH BIOKIMIA
KARBOHIDRAT
Oleh
:
Drs.
Ali Ridlo, MSi
Jurusan
Ilmu kelautan
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas
Diponegoro
2010
I. KARBOHIDRAT
Sesuai namanya mula2
karbohidrat dianggap sebagai hidrat dari karbon Cn.(H2O)m
spt Na2CO3.10H2O. Karbohidrat : polihidroksi
aldehid/polihidroksi keton atau turunanya dsb juga sakarida.
Di alam karbohidrat mrpk produk dr
fotosintesis :
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Karbohidrat disusun dari unsur C, H, O
beberapa diantaranya terutama yg berasal dari laut juga mengandung S dan N.
Contoh : glukosa (gula darah),
fruktosa, sukrosa (gula tebu), karageenan, agar
Sistem D dan
L / Konfigurasi Relatif
D dan L merupakan tanda konfigurasi
relatif di sekitar atom C kiral, berbeda dengan d/+ dan l/- yg merujuk pada
arah pemutaran bidang polarisasi cahaya.
Dlm (+) gliseraldehid dan monosakarida
lain dikatakan D jika gogos –OH pd atom C kiral yg terjauh dari C1 (paling
teroksidasi, ditulis pada posisi teratas terletak di sebelah kanan dalam
proyeksi Fischer. Jika –OH tersebut terletak di sebelah kiri disebut L.
Proyeksi Fischer
Monosakarida
ditulis dengan cara tegak, dgn bagian paling teroksidasi (aldehid) di atas.
Atom C kiral tidak ditulis, tetapi digambarkan sebagai perpotongan garis
vertikal dan horizontal. Gugus yg terikat secara horizontal dianggap mengarah
ke pembaca, sedang garis vertikal, menjauhi pembaca.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.jpg)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg)
D-liksosa
dan L-Liksosa, D-ribosa dan L-ribosa adl enantiomer (bayangan cermin)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg)
Konfigurasi produk dr reaksi adl sama
dgn senyawa asal. Konfigurasi asam gliserat sama dgn D-gliseraldehid meskipuin
memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.jpg)
D-gliseraldehid direaksikan dgn HCN
membentuk sianohidrin, dihidrolisis membentuk 2 jenis asam tartarat.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.jpg)
Meso : memiliki bidang simetri dalam,
tidak memutar bidang polarisasi cahaya
Asam meso-tartarat dan asam D-(-)
tartarat adalah diastereomer (bukan bayangan cermin)
Konfigurasi
aldoheksosa
Misal glukosa (6C, 4 kiral) shg
memiliki 24 stereoisomer, 8 D dan dijumpai di alam.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.jpg)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image015.jpg)
Siklisasi
Monosakarida
Alkohol dan aldehid dpt bereaksi
membentuk hemiasetal.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image017.jpg)
Gugus aldehid glukosa dpt bereaksi dgn
gugus –OH pd C4 dan C5 membentuk hemiasetal siklik 5 angota (furanosa) atau 6
anggota (piranosa).
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image019.jpg)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image021.jpg)
C1 dlm struktur siklik mjd C kiral shg
membentuk 2 diastereomer baru.
Dlm air hemiasetal berada dlm
keseimbangan dgn aldehid.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.gif)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.gif)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.gif)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image023.gif)
Umumnya di alam karbohidrat membentuk
cincin 6 anggota, lebih stabil karena sudut ikatanya mendekati 105o
sesuai dengan hibridisasi sp3 pada atom karbonya. Cincin 5 anggota
yg banyak terdapat di alam adalah ribosa yang merupakan penyusun asam nukleat.
Rumus Haworth
dan rumus konformasi
Menurut perjanjian, rumus haworth digambar dengan oksigen berada pada sisi terjauh
dr cincin dan C1 digambar di sebelah kanan. Untuk deret D gugus CH2OH ujung
ditempatkan di atas bidang cincin, sedang untuk deret L CH2OH ujung ditempatkan
di bawah bidang cincin. Gugus yg berada di sebelah kanan dalam proyeksi Fischer
diletakkan di bawah cincin sedangkan gugus yg berada di sebelah kiri diletakkan
di atas bidang cincin.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image025.jpg)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image027.jpg)
Rumus haworth yg datar tidak sepenuhnya
benar. Karbohidrat membentuk struktur seperti kursi (chair). Atom/gugus yg
terletak di sebelah bawah dlm rumus Haworth juga ditulis di bagian bawah dalam
rumus konformasi demikian juga gugus yg terletak di atas dalam rumus Haworth juga ditulis di atas dlm rumus konformasi.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image029.jpg)
Soal :
Gambar rumus konformasi a-D-glukopiranosa di mana
gugus CH2OH berada dalam posisi aksial !
Anomer
Anomer adl diastereoisomer yg hanya
berbeda pd C1. struktur di mana -OH
anomerik diproyeksikan ke bawah (trans thd CH2OH ujung) disebut a-anomer, jika diproyeksikan
ke atas (cis thd CH2OH ujung) dsb b-anomer.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image031.jpg)
Struktur anomer glukosa adalah sbb :
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image033.jpg)
Untuk fruktofuranosa adalah :
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image035.jpg)
Mutarotasi
Kristal a-D-glukosa tl : 146 oC,
rotasi jenis : + 112o. b-D-glukosa tl : 150o
dan rotasi jenis : + 18,7o. sudut putar spesifik masing-masing akan
berubah secara perlahan2 sampai mencapai keseimbangan yaitu : + 52,6o.
perubahan ini dsb mutarotasi.
Mutarotasi tjd krn glukosa mengalami
penyeimbangan lambat dgn rantai terbuka dan anomernya yaitu 64% b-D-glukosa, 36% a-D-glukosa dan 0,02% rantai
terbuka.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image037.jpg)
b-D-glukosa lbh banyak drpd a-D-glukosa, krn lebih
stabil, krn –OH relatif tidak berdesakan
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image039.jpg)
a-anomer & b-anomer mudah sekali
mengalami perubahan maka ikatan –OH sering dinyatakan dgn garis bergelombang.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image041.jpg)
Glikosida
Jika hemiasetal RCH(OH)(OR)
direaksikan dgn alkohol akan membentuk asetal RCH(OR)(OR’). Asetal monosakarida
dsb glikosida.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image043.jpg)
C1 mengikat 2 gugus OR
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image045.jpg)
Asetal bersifat stabil dalam suasana
netral atau basa, tdk membentuk keseimbangan dgn rantai terbukanya, tetapi dpt
dihidrolisis dgn asam.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image047.jpg)
Glikosida banyak dijumpai di alam,
misalnya vanilin. Bagian bukan gula (vanilin) dsb aglikon
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image049.jpg)
Reaksi-Reaksi
Monosakarida
Oksidasi
monosakarida
Gugus aldehid sangat mudah dioksidasi
mjd karboksil. Gula yg dpt dioksidasi oleh oksidator lembut spt reagen tollens
(larutan bsa Ag(NH2)2+) dsb gula pereduksi
(oksidator anorganik direduksi). Hemiasetal siklik mudah dioksidasi krn berada
dlm keseimbangan dgn rantai terbukanya
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image051.jpg)
Fruktosa juga merupakan gula
pereduksi, krn berada dlm keseimbangan dgn 2 aldehid diastereoisomernya melalui
zat antara tautomeri enadiol.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image053.jpg)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image055.jpg)
Glikosida tdk dpt mereduksi krn gugus
karbonil diblokade oleh R.
Beberapa oksidator lain misalnya
adalah Br2 pada pH 5-6 akan membentuk asam aldonat, jika ditambahkan basa akan
berubah menjadi lakton (ester sikllik). Oksidasi dengan HNO3 membentuk asam
aldarat. Dalam sistem biologis gugus CH2OH ujung dapat dioksidasi membentuk asam uronat. Untuk D-glukosa
produknya adalah asam D-glukoronat yg digunakan untuk biosintesis vitam C (asam
L-askorbat)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image057.jpg)
Reduksi
monosakarida
Aldosa maupun ketosa dapat direduksi
oleh oleh zat pereduksi karbonil seperti hidrogen dan katalis atau anhidrida
logam menjadi polialkohol (alditol). Produk reduksi dari D-glukosa adalah
D-glukitol atao sorbitol yang banyak terdapat dalam lumut dan rumput laut.
D-glukitol sintetik biasa digunakan sebagai pemanis buatan.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image059.jpg)
Reaksi-reaksi penting monosakarida
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image061.jpg)
Disakarida
Disakarida : Karbophidrat yg tersusun
dr 2 satuan monosakarida, dihubungkan oleh ikatan glikosida antara C1 dgn –OH
dr monomer lain. Biasanya a atau b dr monomer pertama ke
gugus –OH pd C4 & dsb 1,4’-a atau 1,4’-b.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image063.jpg)
Monomer 1 (kiri) berikatan b-glikosida dgn monomer 2.
dlm air ikatan ini tetap, tetapi pd monomer 2 (kanan) mengandung hemiasetal yg
membentuk keseimbangan dgn rantai terbuka.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image065.jpg)
1. Maltosa
Maltosa merupakan hasil dr hidrolisis
pati/amilum oleh enzim a-1,4-glukan
4-glukanohidrolase, terdiri dr 2 monomer D-glukopiranosa. Monomer 1 adalah glikosida
yg terikat ke atom O C4’ dlm monomer 2 dgn ikatan 1,4’-a. C anomerik dlm monomer 2
adl hemiasetal shg terdapat 2 bentuk yaitu a-maltosa dan b-maltosa. Maltosa mengalami
mutarotasi, dan mereduksi.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image067.jpg)
2. Selobiosa
Merupakan hasil hidrolisis parsial
selulosa, tdr dr 2 glukopiranosa yg dihubungkan dgn ikatan 1,4-b. Hidrolisis kimia
menghasilkan a dan b-D-glukosa.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image069.jpg)
Soal
Mana yang diharapkan lebih stabil, b-maltosa atau b-selobiosa ? mengapa ?
3. Sukrosa
Sukrosa/gula tebu tersusun dr fruktosa
dan glukosa. Ikatan glikosida menghubuyngkan C ketal dan asetal dan bersifat a dr fruktosa dan b dr glukosa. Kedua atom C
anomerik digunakan utk ikatan glikosida, shg kedua monomernya tdk memiliki ggs
hemiasetal. Sukrosa tdk mereduksi dan tdk mengalami mutarotasi.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image071.jpg)
Gula inversi mrpk campuran D-glukosa
dan D-fruktosa yg diperoleh dgn cara hidrolisis asam atau enzim invertase (tdp
dlm ragi dan lebah) dr sukrosa. Krn adanya fruktosa (gula termanis), madu lebih
manis drpd sukrosa. Dsb gula inversi krn sukrosa mula2 mempunyai rotasi jenis +
66,5o, tetapi jika dihidrolisis mjd fruktosa [a] = -92,4o dan
glukosa [a] = + 52,7o mempunyai
rotasi netto negatif.
Polisakarida
Polisakarida adl karbohidrat yang terdiri
dr banyak monomer yg dihubungkan dgn ikatan glikosida.
Fs polisakarida :
1.
sbg
bahan pembangun (architectural) : selulosa, kitin
2.
sbg
bahan makanan (nutritional) : pati, glikogen
3.
sbg
zat spesifik : heparin utk mencegah koagulasi darah
polisakarida jg dpt terikat dgn
molekul lain spt glikoprotein dan glikolipida.
1. selulose
Serlulosa mrpk senyawa organik paling
melimpah. 1011 ton dibiosintesis per tahun, mrpk 50% C tdk bebas di
bumi. Penyusun dinding sel tumbuhan, kayu 50% selulose, kapas 90% selulose,
tersusun dr D-glukosa sampai 14.000 monomer yg terikat melalui 1,4’-b-D-glukosa. Selulose tdk
mempunyai C hemiasetal, tdk mengalami mutarotasi dan tdk mereduksi
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image073.jpg)
2. pati
Pati terdiri dr 2 komponen yaitu
amilosa (larut dlm air panas, 20%), amilopektin (tdk larut dlm air panas, 80%)
Amilosa
Polimer linier a-D-glukosa yg dihubungkan
secara 1,4’, mengandung 250 monomer permolekul amilosa. Molekul amilose
membentuk spiral di sekitar molekul I2 membentuk warna biru tua.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image075.jpg)
Amilopektin
Amilopektin mengandung 1000 monomer
glukosa permolekul. Rantai utamanya mengandung 1,4’-a-D-glukosa. Setiap 25
monomer glukosa mengalami percabangan melalui ikatan 1,6’-a-D-glukosa.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image077.jpg)
3. kitin
Kitin adl polisakarida linier yg
tersusun dari N-asetil-D-glukosamin, mrpk penyusun rangka luar krustacea &
serangga, biosintesis mencapai 109 ton per tahun. Penghilangan gugus
asetat (deasetilasi) menghasilkan kitosan yg tersusun dr monomer
2-amino-2-deoksi-D-glukosa.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image079.jpg)
4. karagenan
Karagenan diperoleh dr ekstraksi alga
merah, memiliki struktur double helix, fleksibilitas tinggi, dpt membentuk gel.
Berdasarkan kandungan sulfatnya dibedakan menjadi k-karageenan, i-karagenan dan l-karagenan. k-karageenan terdiri atas b-D-galaktosa-4-sulfat dan
3,6-anhidro-a-D-galaktosa yg dihubungkan melalui
ikatan 1,4’.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image081.jpg)
k-karageenan
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image083.jpg)
i-karagenan
Uji Karbohidrat
1. uji yg
didasarkan pd sifat mereduksi
Monosakarida & disakarida yg
memiliki ggs aldehid bebas akan mereduksi oksidator lembut spt reagen Benedict.
Fruktosa juga mereduksi krn adanya tautomeri enadiol. Karbohidrat yg memiliki
ggs hemiasetal bersifat mereduksi, sedangkan asetal spt glikosida tdk
mereduksi.tdk mereduksi. Disakarida yg terikat secara “kepala ke ekor” (1,4) misalnya
selobiosa bersifat mereduksi sedangkan jika ikatannya “kepala ke kepala” (antar
C anomerik) seperti trehalosa dan sukrosa tidak mereduksi.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image085.jpg)
a. uji Benedict
uji benedict dilakukan pd kondisi
sedikit basa. Reagen benedict bereaksi dgn semua gula pereduksi (dan gugus
aldehid terlarut lainya) membentuk endapan merah bata Cu2O
prosedur :
pembuatan R benedict
173 gr NaSitrat hidrat di tambah 100
gr Na2CO3 anhiodrous, masukan dalam 800 ml akuades, panaskan, lalu disaring.
Tambahkan kepadanya 17,3 gr CuSO4.5H2O (yg telah dilarutkan dlm 100 ml
akuades). Tambah akuades sampai 1 L.
Masukkan larutah karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 2 ml R benedict panaskan dlm waterbath selama 2’ – 3’.
Jika tjd warna merah, coklat atau kuning berarti tess positif. Abaikan
perubahan warna andai tjd.
b. uji barfoed (utk monosakarida
pereduksi)
uji barfoed digunakan utk membedakan
monosakarida dan disakarida berdasarkan kecepatan reaksinya.
Prosedur
Pembuatan R barfoed
Larutkan 66,6 gr Cu-asetat dlm 1 L
akuades, lalu disaring, tambahkan 9 ml asam asetat glasial
Masukkan larutah karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 2 ml R barfoed,
panaskan dalam waterbath selama 10’. Jika endapan merah bata terbentuk dalam 2’
berarti dlm cuplikan tdp monosakarida, jika endapan merah bata tjd setelah 10’
berarti disakarida. (endapan terbentuk stl tjd hidrolisis)
c. Uji Tollens
dalam uji ini tjd reduksi perak dr
larutan Ag(NH3)2OH menjadi lapisan logam perak dalam dinding tabunbg reaksi.
Prosedur
Pembuatan R Tollens
Larutkan 3 gr AgNO3 dlm 3 ml akuades
(lar A) dan 3 gr NaOH dalam 30 ml akuades (larutan B). jika akan digunakan campur
lar A dan B (volumenya sama), lalu tambahkan amonia encer tetes demi tetes
sampai semua Ag2O larut.
Masukkan larutah karbohidrat 1% (xylosa,
fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 2-3 ml R Tollens. Jika tdk tjd cermin perak, panaskan larutan
tsb.
O O
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image086.gif)
d. uji Fehling
aldosa mereduksi lar fehling membentun
endapan merah bata dr Cu2O
Prosedur
Pembuatan larutan Fehling A
Larutkan 34,64 gr kristal CuSO4 ke dlm
akuades yg mengandung beberapa tetes H2SO4 encer, lalu tambahkan akuades sampai
500 ml
Pembuatan larutan Fehling B
Larutkan 60 gr NaOH dan 173 gr Na
K-tartarat (garam Rochelle) dengan akuades sampai 500 ml. jika akan digunakan,
campur volume yg sama dr kedua larutan tsb.
Masukkan larutah karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 2 – 3 ml R Fehling. Masukan dlm waterbath air mendidih
selama 3 – 4’. Uji positif jika terbentuk endapan.
O O
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image087.gif)
2. uji yg
didasarkan pd pembentukan furfural
Aldopentosa dan ketopentosa dlm
suasana asam akan mengalami dehidrasi membentuk furfural sedangkan ketoheksosa
membentuk hidroksimetil furfural. Disakarida dan polisakarida dpt dihidrolisis
lebih dulu dgn asam utk membentuk monosakarida 7 selanjutnya membentuk
5-hidroksimetil furfural.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image089.jpg)
Aldoheksosa terdehidrasi dgn lambat
membentuk 5-hidroksimetil furfural. Aldoheksosa mengalami tautomeri enadiol dgn
ketosa.
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image091.jpg)
Setelah terbentuk furfural atau
5-hidroksimetil furfural kemudian direaksikan dgn senyawa-senyawa fenol spt a-naftol (uji Molisch),
orsinol (uji Bial) dan resolsinol (uji Seliwanoff)
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image093.jpg)
Warna yg tjd digunakan utk mengenali
jenis karbohidrat. Pembentukan warna purple (ungu-merah) dr reaksi a-naftol dgn furfural adl
sbb :
![](file:///C:/Users/Dadang/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image095.jpg)
a. Uji Molisch
Uji Molisch mrpk uji umum utk
karbohidrat. Karbohidrat akan terdehidrasi oleh H2SO4 pekat membentuk furfural
atau 5-hidroksimetil furfural yg kemudian bereaksi dgn a-naftol membentuk warna
purple
Prosedur :
Pembuatan R Molisch :
Larutkan 2,5 gr a-naftol dalam 50 ml etanol
95%.
Masukan 1 ml larutan karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes R Molisch dan kocok. Miringkan tabung
tambahkan H2SO4 pekat pelan-pelan melewati dinding tabung. Lapisan asam akan
berada dalam dasar tabung. Amati warna yang terbentuk diantara kedua lapisan.
Warna purple berarti positif.
b. Uji Bial
Uji Bial digunakan untuk membedakan
pentosa dengan heksosa. Pentosa membentuk furfural dalam larutan asam yg
selanjutnya bereaksi dgn orsinol dan FeCl3 membentuk warna biru-hijau. Heksosa
yg membentuk 5 hidroksimetil furfural akan membentuk warna hijau, coklat atau
coklat kemerahan.
Prosedur :
Pembuatan R Bial :
Larutkan 3 gr orsinol dalam HCl pekat
1 L, tambahkan 3 ml larutan FeCl3 10%
Masukan 1 ml larutan karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 1 ml R Bial. Panaskan sampai mendidih. Jika tdk tjd
warna tambahkan 2,5 ml air dan 2,5 ml 1-pentanol, lalu kocok. Warna yg tjd akan
terpusat dalam larutan 1-pentanol.
c. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff tgt pd kecepatan
relatif dehidrasi Karbohidrat.
Ketoheksosa bereaksi cepat, membentuk 5-hidroksimetil furfural, sedangkan
aldoheksosa bereaksi lambat yg masing-masing membentuk warna gelap.
Prosedur :
Pembuatan R Seliwanoff
Larutkan 0,5 gr resolsinol dalam HCl
encer (HClp : air = 1 : 2)
Masukan 1 ml larutan karbohidrat 1%
(xylosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, pati, galaktosa dan air) ke dalam
tabung reaksi. Tambahkan 2 ml R Seliwanoff. Masukkan tabung reaksi ke dalam
waterbath air mendidih selama 5 menit. amati warna yg tjd tiap 1 menit.
Pustaka :
Anwar
C, B. Purwono, H. D. Pranowo, T. D. Wahyuningsih. 1994. Pengantar Praktikum
Kimia Organik. FMIPA UGM. Jogjakarta
Chaplin, M.
2005. Carrageenan. http://www.isbu.ac.uk/water/hycar.html
tgl 15 oktober 2005
Fessenden,
R. J dan J. S. Fessenden, 1986,. Organic Chemistry. Diterjemahkan oleh A. H.
Pudjaakmaka. Erlangga. Jakarta
Tedder
J. M., A. Nechvatal, A. W. Muray, J. Carnduff, 1972, Basic Organic Chemistry
part 4. John Wiley &Sons. London
Tidak ada komentar:
Posting Komentar